Jumat, 03 Juli 2009

Da’wah kita

Da’wah adalah peroses membahasa bumikan nilai-nilai keislaman dalam kesehari-harian di segala bidang. Para Rosul dan Nabi telah mengemban amanah ini. Di mana Nabi berikutnya melanjutkan dan menyempurnakan pekerjaan Nabi terdahulu. Hingga akhirnya nabi akhir zaman. Da’wah memang pekerjaan kenabian yang kemudian di wariskan pada para pengikutnya. Hingga akhir zaman kelak.

Peroses da’wah ini harus di pikul secara indifidu dan kelompok oleh umat Islam. Karena Allah Saw, telah mewajipkan kaum muslimin dan muslimat untuk menyeru/berdakwah kejalan Allah swt.

Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.(an-Nahl: 125)

Ayat di atas mengandung perintah dari Allah untuk mengajak manusia kejalan-Nya. Rosul SAW, dan seluruh pengikut-Nya dari kaum muslimin. Mukalaf terkena beban kewajipan da’wah, Allah swt juga memerintahkan untuk membentuk umat yang senantiasa selalu berdakwah, amar ma’ruf nahi mungkar sebagaimana firmannya:

Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.(Ali-Imron 104)

Umat yang di kehendaki Allah swt. Memiliki karakteristik senantiasa berda’wah kepada kebaikan, amar ma’ruf dan nahi mungkar. Allah swt. Menyebutkan amarma’ruf nahi mungkar sebagai karakter pokok lelaki maupun perempuan yang beriman:

Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.(at-taubah: 71)

Sesungguhnya da’wah yang di contohkan Rosulullah adalah totalitas, mencakup segala sisi, kehidupan manusia dan tidak tambal sulam, artinya jikamau merobohkan pohon, tidak di mulai dengan memotong daunnya, satu persatu, melainkan dengan mengangkat hingga keakar-akar pohon. Hingga pekerjaan selesai hingga tuntas.

Bermula dari penanaman Aqidah tauhid yang bersih dari segala unsure syirik, Rosulullah melaksanakan nilai-nilai islam secara bertahap. Sehingga dengan landasan Islam yang kuat maka akan terbentuk tatanan sosial, ekonomi, politik hingga daulah islamiyah.