Rabu, 26 Desember 2007

ANUGRAH TERINDEH

Rasulullah SAW bersabda,
''Empat macam dari kebahagiaan manusia, yaitu istri yang salehah, anak yang berbakti, teman-temannya adalah orang-orang yang baik, dan mata pencahariannya berada dalam negaranya sendiri.'' (HR Dailami).
Salah satu hal yang dicari oleh setiap manusia dalam kehidupan ini adalah kebahagiaan, meskipun setiap orang berbeda indikatornya. Ada sebagian orang yang menilai kebahagiaan itu ketika memiliki harta yang banyak. Ada pula yang menilai kebahagiaan dengan pangkat dan jabatan yang diraihnya. Tetapi, bagi seorang Muslim, kebahagian itu bukan diukur dengan harta atau pangkat yang dimilikinya semata.
Kebahagian sejati bagi seorang Muslim, sebagaimana hadis di atas, adalah ketika hidup dalam lingkungan yang baik dan mudah, yaitu memiliki istri yang salehah, anak-anak yang berbakti, teman-teman yang baik, dan mata pencaharian mudah. Itulah anugerah terindah yang Allah berikan kepada manusia untuk kebahagiaannya. Istri yang salehah adalah seorang istri yang tidak hanya menjadi pendamping hidup, melainkan ia seorang teman diskusi dan teman yang selalu mengajak kepada kebaikan. Ia mengingatkan ketika lalai, menjadi peneguh ketika gundah, menjadi penerang ketika kegelapan, menjadi penyejuk ketika marah, menjaga kehormatannya, dan selalu taat kepada Allah dan rasul-Nya. Allah menggambarkan wanita salehah dalam firman-Nya:
''.... Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara.'' (QS 4: 34).
Bahkan, Rasulullah menggambarkan istri salehah sebagai perhiasan yang paling baik dan indah mengalahkan indahnya dunia ini. Anak-anak yang berbakti merupakan kekayaan yang tidak ternilai harganya. Mereka merupakan anak-anak yang saleh dan salehah, yang indah dan menyejukkan hati (qurrata a'yun). Mereka pun senantiasa berdoa: ''Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya (kedua orangtua), sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil.'' (QS 17: 24). Memiliki anak-anak yang berbakti merupakan kebahagiaan dalam sebuah keluarga. Kebahagiaannya tidak hanya dirasakan di dunia, tetapi juga di akhirat. Rasulullah mengajarkan bahwa doa anak yang saleh merupakan amalan yang tidak terputus walaupun orang tuanya sudah meninggal.
Teman yang baik adalah yang menjadi sahabat sejati, baik dalam sedih ataupun suka. Mereka tidak hanya menolong dalam kesusahan, tetapi juga menjadi pengingat ketika kita salah, menjadi pendorong semangat dalam kebaikan dan ketakwaan. Mata pencaharian merupakan sarana kita mencari nafkah. Jika mata pencaharian kita tidak jauh, maka kita tetap bisa berkumpul, menjaga, dan menyayangi keluarga.
Berkumpul dengan keluarga, menurut suatu pendapat umum, merupakan obat lelah setelah sibuk bekerja. Semoga Allah menganugerahi kita istri yang salehah, anak yang berbakti, teman yang baik, dan mata pencaharian yang dekat dan mudah. Semoga Allah terus membimbing dan menjadikan kita hamba-hamba yang bersyukur atas semua anugerah yang diberikan-Nya. Allahumma Amin. (Mulyana)

Selasa, 25 Desember 2007

DEGRADASI AKTIFIS DA'WAH


Degradasi sering di kaitkan dengan menurunnya semangat juang, pudarnya militansi, mengendornya solidaritas, merosotnya kepercayaan pada lembaga dan juga pada ke sikqohan seseorang terhadap masul yang memimpinnya.
Ini adalah fenomena yang sering melanda aktifis dakwan, yang sering nampak pada keseharian, yang tampak dalam tingkah laku dan juga kerja dalam dakwah. Walaupun tarbiyah berjalan dengan bauk namun masih saja ada permasalahan ini, penyebap utama permasalahan ini adalah melemahnya ruhiyah seorang kader, sebagai mana firman Allah swt.

Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat kami), maka kami siksa mereka sesuai dengan apa yang mereka kerjakan. (Al-A’raf: 96)

Setiap fenomena kejadian adalah rentetan dari sebuah kejadian yang sangat jelas. Lebih lanjut akan memberi warna dan pengaruh yang berbeda-beda. Namun demukian dalam melahirkan fenomena dan peroses suatu kejadian. semua penyebab itu saling terikat dan mendukung.

Kemandekan sebuah organisasi di sebabkan oleh menurunnya dan lemahnya ruhiyah. karena ruhiyah adalah penyemangat dan ruhnya jihad yang tidak akan berhenti dan tidak akan pernah padam semangat juang seseorang yang memiliki ruhiyah yang baik. Kekeringan ruhiyah menjadikan lemah dalam berdakwah karena sumber energi dakwah ada dari ruhiyah yang baik..

Begitu juga jika seorang aktifis dakwah miskin motifasi maka memudahkan-nya terkena penyakit ini karena kita membutuhkan semangat dan motifasi dari luar, yang senantiasa memberikan tambahan energi semangat dalam dirikita. Di antara tabiat dakwah Islam adalah, mengangkat prestasi dan derajat keimanan seseorang muslim terkait dengan derajat di akhirat kelak tinggi rendahnya dan perestasi seorang muslim akan terwujud lewat kadar pengabdian dan pengorbanan terhadap dakwah ini. Demikian pula dengan orang-orang yang berlambat-lambat dalam tugasnya, maka ia akan memperoleh predikat keislaman yang sesuai, tinggi rendahnya derajat ini sesuai dengan ketentuan Allah yang terbentuk lewat foktor-faktor penyebab yang ada.

Ada beberapa faktor yang dapat kita simpulkan penyebab degradasi:
1. Kurangnya tsiqah terhadap manhaj dakwah.

Faktor ini datang ketika seorang aktifis kurang memiliki peta yang jelas dalam menjawab sejumlah keritik yang datang dari orang lain. Bisa jadi berawal dari diskusi antara tabiat robbaniyah atau orisinalitas dakwah dan upaya menambah-nambah ajaran agama (bid’ah) yang di sesuaikan dengan kesukaan hawa nafsu manusia. Jika kelemahan tersebut terjadi dalam manhaj dakwah/harakoh, maka yang timbul adalah sikap ragu-ragu antara dua perinsip manhaj yang patut di laksanakan, atau paling tidak mereka kurang puas dengan salahsatunya. Kemudian hal ini akan menjadikan berpalingnya seorang aktifis dari rencana dan jalannya.

2. Kurang tsiqah terhadap qiyadah

Ini adalah sebuah permasalahan yang sering terjadi di kalangan aktifis dakwah, di perlukan sikap yang ekstra hati-hati untuk menangani permasalahan ini. Di perlukan pengarahan oleh para murobbi (pembina) dan para muwajih (pemberi arahan) di setiap saat. Sebab tingkat pengabdian seseorang akan sesuai dengan kadar tsiqah yang di milikinya secara timbal balik, maka dari itu setiap kader tsiqah bertambah, akan bertambah pula tingkat pengabdian seseorang, demikian pula sebaliknya. Hal inilah yang menjadi rukun dalam perjalannya sebuah organisasi, untuk tetap bergerak.\

3. Input dan otput tidak seimbang

Sesungguhnya kuntinyu dalam organisasi dapat membuat seorang aktifis bosan. dapat mendominasi hati menjadi gelisah dan jenuh, dan akhirnya timbul sikap tidak peduli yang akan menghalangi seseorang untuk bekerja. Maka dari itu di butuhkan keseimbangan dalam beberapa sisi, yang dapat memenuhi segala kebutuhan.

Terkadang seorang keder terlalu di sibukkan dengan program-program kerja, kesibukan-kesibukan tersebut tanpa di imbangi dengan suplaimen ruhiyah. maka degradasi bahkan seorang aktifis bisa berguguran di jalan dakwah ini. Apalagi di hadapkan dengan lingkungan kampus yang sedemikian keras yang penuh dengan peperangan idiologi pemikiran yang ada di kampus PTAI. Maka dari itu aktifis dakwah PTAI membutuhkan suplaimen khusus yang lebih di bandingkan dengan aktifis di luar/kampus umum.

Banyak kader dakwah kampus yang berguguran di jalan dakwah karena kurangnya keseimbangan, terkadang unsur pertarungan dalam medan dakwah menambah semangat, namun jika pertarungan terjadi terus menerus tanpa berhenti akan menjadikan aktifis jenuh, dalam kondisi seperti ini di butuhkan peristirahatan. Peristirahatan untuk kembali menyiapkan setraregi, menyiapkan kembali kekuatan dengan segala daya upaya yang ada.

KETEGUHAN DAN KONSISTEN DALAM DAKWAH

.....dan supaya mereka mengetahui bahwasanya Dia adalah Tuhan Yang Maha Esa dan agar orang-orang yang berakal mengambil pelajaran. (Ibrahim:52)

Banyak orang menyangka bahwa semut binatang kecil yang rakus, hannya saja semut sangat aktif mengumpulkan makanan jauh lebih banyak dari panjang usia yang di jalaninya.

Konon bila ada semut yang berjalan berputar-putar, maka artinya ia sedang bertugas mencari bahan makanan bagi koloninya. Bila menemukan makanan yang ia tudak bisa mambawanya sendiri, ia akan berputar-puter sejenak, untuk mengukur berapa jumlah pasukan yang akan di bawa untuk mengangkutnya. Pulang kesarang ia berjalan lurus dengan melepaskan asam semut melalui ekornya yang akan menjadi garis navigasi bagi pekerja yanga akan mengangkut bahan makanan dengan di siplin.

Coba-cobalah meletakkan kue/coklat di tepi garis navigasi mereka tidak akan tergoda. Demikian akurat semut menggunakan intuisinya yang mengajarkan manusia kapan musim hujan dan kemarau akan datang, demikian pula disiplin mereka. Mereka tidak bersuara tetepi bekerja, mereka menimbun logistik untuk musim yang lebih panjang dari usia mereka. Tetapi untuk kepentingan kaum dan bangsanya.

Jangan coba-coba menabur kue/coklat di dekat garis navigasi. Karna semut tidak akan terangsang oleh perofokasi dan jebakan. Tujuan dan sasaran mereka jelas. Amal jama’i mereka kompak. Di seplin mereka tinggi. Entah dari mana datangnya seekor semit sebagai eksekutor siap mengintai dan siap mengeksekusi bagi pasukan yang keluar terangsang dan keluar dari garis navigasi.[1]

Semut mengajarkan kepada kita bagaimana harus bekerja, bagai mana kita menjadi navigator (pemimpin/penunjuk arah). melakukan daya upaya untuk koloni memberi arahan yang jelas untuk koloni. Selalu berpikir jauh kedepan terhadap tanggung jawap yang di emban. Mendaya gunakan upayakan untuk membawa berat yang melebihi bebannya/besar tubuhnya, ia mengajarkan pada kita tentang, tantangan untuk mempelajari sejauh mana kemampuan kita untuk mengangkat beban-beban yang di emban.

Ia juga yang mengajarkan tantang ketsiqohan (kepercayaan) terhadap nafigator (pemimpin/penunjuk arah) yang harus ita jadikan. Amal jama’i mereka bagus dan disiplin mereka tinggi. untuk menyelesaikan kerja mencari pasokan logistik yang di amanahkan pada kita dan kita harus bekerja sendiri di garis terdepan. Ketika ada beban dakwah yang kita emban maka kita harus menyekesaikannya dengan bersama-sama. kita harus pandai mengukur seberapa berat amanah yang di bebankan pada kita.

Ketika menjadi pemimpin kita pun di tuntut untuk harus mengetahui apa sebenarnya yang di butuhkan oleh yang kta pimpin, selalu memberi perhatikan, memikirkan untuk kemaslahtannya agar tetap istiqomah di jalan dakwah yang penuh onak dan duri.

Bila permasalahan datang yang kita sendiri tidak bisa menyelesaikannya tidak usah kita paksakan karna itu akan mempersulit kita dan menghambat laju kereta dakwah. Kita harus berusaha menyelesaikan dengan bersama, saudara-saudara yang lain walaupun dengan yunior kita yang jaui di bawah kita, karena itu sebagai sebuah pembelajaran yang harus kuta berikan pada yunior kita.

Para pasukan semut siap menyerbu kue/coklat yang di luar garis avigasi ketika tugas mereka sudah selesai namun mereka tetap satu komando satu tujuan. Mereka tetap bekerja dengan rapi. Bagai mana kita harus fokus dalam kerja dakwah tidak terpancing dengan kesibukan-kesibukan di wajiah-wajihah yang dapat menguras energi dan juga melamahkan di satu sisi.

[1] Di kutip dari pilar-pilar asasi karya Rahmat Abdullah

Rabu, 05 Desember 2007

Bunda, Rindu Ini Melangit Lagi!....

Cintamu padaku, Berakar di sukma Rindangnya memenuhi jiwa Sepanjang masa(sebuah sumber)"Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada kedua orang ibu bapaknya, Ibunya telah mengandungnya Dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, ...." (QS Luqman : 14)
Bunda, .....
malam ini tiba-tiba saja aku mengingatmu dengan utuh. Gurat syahdumu, tulus senyummu bahkan gaya berceritamu di masa kecil. Tiba-tiba saja bayangan sosok anggunmu dengan sorot mata penuh cinta hadir dalam jeda yang panjang kemudian menghilang. Sedang apakah saat ini bunda? Membaca buku? Tadarus Al-Qur'an? Menonton televisi atau ah entahlah, aku tidak yakin apa yang sedang bunda kerjakan saat ini. Mungkin juga bunda tengah bersiap di peraduan. Malam sudah akan beranjak. Tidur bunda selalu awal. Itu yang kutau.
Ah, semoga bunda baik-baik saja?....
Bunda,....
mata ini sudah dari tadi berkabut. Orang-orang yang lalu lalang tak lagi aku pedulikan. Pandangan ini bahkan telah samar. Bening air mata mungkin sebentar lagi luruh. Duh, mengapa lama sekali petugas itu memanggil dan menyerahkah obat yang akan aku tebus. Bunda, aku takut?.....
Bunda,....
betapa aku ingin menujumu detik ini juga. Merengkuh banyak kekuatan yang seringkali engkau persembahkan ketika masalah tengah menghadang. Memetik bulir-bulir kedamaian yang selalu kau hunjamkan teguh ke kedalaman jiwa."Bunda yakin, Allah pasti memberikan jalan atas masalahmu. Allah tahu batas kemampuanmu. Ia sudah menakarnya. Bunda harus yakin meyakini itu.
"Bunda,.....
sungguh gembira tak terkira bila kau ada di sini sekarang, hingga dengan bebas aku meminta kesediaanmu untuk meminta doa-doa ikhlasmu hingga ketenangan itu menjulang. Bunda betapa ingin ku raih itu semua sekarang juga. Dada ini bunda, seperti diterjang beribu gempa.
Bunda,.....
kecemasan ini begitu kental. Aku merasakannya sekarang perkataan bunda di waktu lalu. "Nak, jangan buat bunda cemas, hati bunda seperti belah ketika kau belum datang juga, lain kali telpon jika akan menginap", "Nak, makanlah, agar sakitmu segera sembuh, bunda tak bisa tidur melihatmu berbaring lemah, bunda cemas nak, sungguh!".
Duh bunda, ....
aku tahu khawatir itu saat ini. Bunda, seperti ucapanmu bahwa do'a seorang bunda seperti tuah, seperti bisa, selalu ampuh. Maka aku memohon kepadamu, do'akan agar amanah Allah yang tengah ku emban baik-baik saja. Pintakan kepada Allah, agar anakmu ini mampu mengemban amanah dakwah ini.
Aku juga selalu berdoa untuk amanah ini.
Aku sayang bunda.
Sungguh!....
Meski aku tahu sayang ini hanya seujung kuku dari bentang cakrawala cinta terindahmu. Meski sangat nyata rindu ini hanya setitik kecil di samudera penantianmu. Meski sangat jelas, ingatan kepada bunda bukanlah apa-apa dibanding semua yang bunda lakukan. Pengorbanan, ketulusan, kasih sayang, sujud-sujud bunda, bahkan air mata kesedihan. Tak tertebus. Tanpa batas. Semoga Allah sajalah yang membalas itu semua. dengan Surga-Nya.
Bunda,....
sudah berapa lama kita tidak bertemu.
Rindu padamu bunda, membumbung tinggi.
Bunda, ....
perkenankan aku bersimpuh dari jauh. Dalam gundah. Dalam lelah. Di setiap detak yang tak tentu. Serta dalam degup yang menderu. Ingin kusampaikan untai kata ini di gendang telinga mu" Bunda.
rindu ini melangit lagi!"

Senin, 19 November 2007

SEKILAS (LDM)

Lembaga Dakwah Masjid merupakan wadah lembaga dakwah kampus (LDK) yang berbasiskan masjid sebagai centre for activity. LDM berupaya mengembangkan kemampuan mahasiswa agar dapat memberikan kontribusi dalam dakwah Islam. baik di kampus maupun di masyarakat secara umum. sumber daya manusia baru yang mampu menggerakkan dan mendukung dakwah Islam di segala lini kehidupan masyarakat
Kami ingin berterusterang kepada semua orang tentang tujuan kami, memaparkan tentang tujuan dakwah dan pembinaan kami. Kami membimbing mereka meniju Islam yang rahmatan lil’alamin. Di sini tidak ada yang samar dan remang-remang. Semuanya terang bahkan lebih terang dari sinar matahari, lebih jelas dari cahaya fajar, dan lebih benderang dari putihnya siang. Kami juga membawa misi dakwah yang bersih nan suci, bersih dari ambisi peribadi, bersih dari kepentingan dunia dan bersih dari hawa nafsu. Berjalan menapaki jalan yang panjang yang telah di gariskan oleh Allah swt. Dalam firmannya:

Katakanlah: "Inilah jalan (agama) ku, Aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan Aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik". (yusuf: 108)
kami tidak mengharapkan apapun dari anda tidak mengharapkan harta benda atau imbalan lainnya, tidak juga popularitas, apalagi sekedar ucapan terimakasih. Yang kami harapkan hanyalah pahala dari Allah swt. Dzat yang telah menciptakan kami.

Sabtu, 17 November 2007

JANGAN BINGUNG UHTI

Kebimbangan itulah perasaan yang sering muncul di hati para lajang tatkala harus memutuskan dengan siapa ia akan menikah. Perasaan ini wajar muncul, karena keputusan menikah adalah keputusan besar yang akan mempengaruhi jalan hidup seseorang, karenanya mereka akan berhati-hati dalam menentukan calon pendamping hidupnya.

Duhai...
Betapa mulianya kedudukan seorang wanita, apalagi bila ia seorang wanita beriman yang mampu membina dan menjaga keindahan cahaya Islam hingga memenuhi setiap sudut rumahtangganya.

Duhai…..
Dalam Islam, kehidupan manusia bukan hanya untuk dunia fana ini saja, karena masih ada akhirat. Memang, setiap manusia telah diciptakan berpasangan, namun tak hanya dibatasi dunia fana ini saja. Seseorang yang belum menemukan pasangan jiwanya, insya Allah akan dipertemukan di akhirat sana, selama ia beriman dan bertaqwa serta sabar atas ujian-Nya yang telah menetapkan dirinya sebagai lajang di dunia fana. Mungkin sang pangeran pun tak sabar untuk bersua dan telah menunggu di tepi surga, berkereta kencana untuk membawamu ke istananya.

Bukankah kalau sudah saatnya tiba, jodoh tak akan lari kemana. Karena sejak ruh telah menyatu dengan jasad, siapa belahan jiwamu pun telah dituliskan-Nya.Sabarlah ukhti sholehah...
Bukankah mentari akan selalu menghiasi pagi dengan kemewahan sinar keemasannya. Malam masih indah dengan sinar lembut rembulan yang dipagar bintang gemintang. Kicauan bening burung malam pun selalu riang bercanda di kegelapan. Senyumlah, laksana senyum mempesona butir embun pagi yang selalu setia menyapa. Hapuslah air mata di pipi dan hilangkan lara di hati. Terimalah semua sebagai bagian dari perjalanan hidup ini. Dengan kebesaran hati dan jiwa, dirimu akan menemukan apa rahasia di balik titian kehidupan yang telah dijalani. Hingga, kelak akan engkau rasakan tak ada lagi riak kegelisahan dan keresahan saat sendiri.

Kualitas KeberagamaanAgama merupakan keyakinan yang mempengaruhi hati, fikiran perasaan dan tingkah laku seseorang sehingga orang yang mempunyai pemahaman serta pengalaman agamanya yang baik akan sangat terbantu dalam mengatasi berbagai masalah. Kondisi ini pada akhirnya akan mempengaruhi kebahagiaan dan kelanggengan sebuah perkawinan.Memiliki Komitmen Untuk Mengembangkan DiriSetiap orang memiliki kelebihan dan kekurangannya msing-masing

Namun setiap orang juga memiliki kesempatan untuk berkembang. Penting bagi kita untuk memiliki komitmen pengembangan pribadi ini, yaitu bagaimana seseorang memahami kekurangan yang ada, belajar dari kesalahan dan mau mendengarkan nasihat orang lain. Semua hal tersebut bermuara pada bagaimana ia membangun dan mengembangan dirinya agar menjadi pribadi yang lebih baik dan lebih bijak.Keterbukaan EmosionalArtinya adalah orang yang memiliki perasaan, mengetahui apa yang sedang dirasakan, mau berbagi perasaan dengan pasangannya dan mengetahui cara mengungkapkan perasaan.

Emosional menjadi modal penting dalam membangun komunikasi dengan pasangan kita, sedangkan komunikasi yang baik adalah modal penting dalam membangun rumah tangga harmonis.Memiliki IntegritasSetiap orang mendambakan calon pasangan yang mempunyai integritas diri. Kita menginginkan orang yang, jujur, baik terhadap diri sendiri maupun terhadap orang lain, dalam hal ini terutama dengan pasangannya, kita juga ingin calon pasangan kita adalah orang yang tidak main-main dalam mengambil keputusan yang mempengaruhi masa depannya. Itulah makna integritas diri.Kematangan dan Tanggung JawabMemiliki kematangaan berarti ia bisa mengurus dirinya sendiri, tahu mana yang baik/buruk buat dirinya. Sedangkan bertanggung jawab berarti dia memahami langkah yang dia ambil beserta resiko-resiko yang mungkin dihadapi.

Harga DiriIngatlah agar seseorang bisa mencintai ia harus cinta pada dirinya sendiri. Karena itu lihatlah bagaimana cintanya ia pada dirinya sendiri. Kalau ia sendiri tidak mencintai dirinya, bagaimana mungkin ia bisa mencintai pasangannya?Sikap Positif Terhadap KehidupanMereka yang memiliki sikap hidup positif akan berusaha mengubah segala kendala menjadi peluang, dan biasanya percaya bahwa segalanya akan bisa menjadi baik.Itu semua kualitas ideal yang perlu dimiliki oeleh calon pasangan kita dan diri kita sendiri pada saat kita akan menikah. Namun situasi yang sejenis dengan itu, sering membuat kita tidak bisa berfikir jernih. Karena itu adalah hal-hal yang harus kita waspadai agar tidak salah paham dalam memilih pasangan. Hal-hal seperti ini mungkin akan membantu kita :

1. Jangan terlalu cepat memutuskan untuk menikah dengan si diaSediakan waktu yang cukup untuk memperoleh informasi yang memadai tentang calon pasangan anda tersebut. Ada beberapa hal yang perlu kita ketahui dari calon pasangan hidup kita itu:a. Latar Belakang Kehidupan.- Nasab/latar belakang keturunan mencakup hubungan keluarga asal, apakah berasal dari keluarga utuh, harmonis, atau broken home. Termasuk bentuk hubungan dengan saudara kandung- Agama, norma-norma atau nilai-nilai status sosial ekonomi, suku, tradisi budaya keluarga asal.- Adakah penyakit keturunan yang berhubungan dengan faktor genetic.b. Masalah yang berkaitan dengan kualitas diri- Kualitas Dien- Akhlaq- Tipe kepribadian (tertutup/terbuka, pendiam, periang, emosional, sabar)- Pendidikan, kapasitas intelektual, profesi.- Latar belakang organisasi, aktivitas sosial.- Kemampuan problem solving - Kepercayaan diri.

2. Jangan menikah di usia yang belum matang secara pribadiSiap menikah berarti siap menghadapai masalah yang semuanya menuntut kedewasaan berfikir dan bersikap. Kedewasaan ini tidak bisa di ukur dengan usianya lebih dewasa dibanding mereka yang lebih tua.Kedewasaan juga mempengaruhi dalam kita menentukan pilihan calon pasangan kita. Mereka yang kurang matang cenderung hanya terpukau pada hal-hal yang bersifat luaran saja.

3. Jangan memilih pasangan hanya untuk menyenangkan orang lainAndalah orang yang beruntung atau yang menderita dengan pernikahan anda. Kalau pun ada faktor orang lain dalam mempertemukan antara anda dengan si dia pastikan bahwa anda sendirilah yang memutuskan bahwa dialah yang memang terbaik buat anda (tentunya beristiqarah terlebih dahulu)

.4. Jangan menikah dengan harapan-harapan yang tidak realistisBiasanya niatan awal menikah mempengaruhi masalah-masalah apa yang akan mendominasi selama kehidupan perkawinan. Kepuasan dalam kehidupan perkawinan dan terhadap tolak ukurnya berada pada harapan tersebut. Bila tidak terpenuhi akan menimbulkan kekecewaan.

5. Jangan menikah dengan seseorang yang memilki masalah kepribadianBerhati-hatilah terhadap orang yang memiliki kepribadian yang sulit untuk dirubah, diperlukan pengertian dan lapang dada yang luar biasa untuk menghadapi orang seperti ini.

Pada dasarnya setiap orang memiliki perilaku bermasalah, namun yang perlu menjadi perhatian adalah bagaimana kadar, intensitas dan frekwensinya seseorang yang masuk dalam kategori mengalami masalah kepribadian adalah bila memiliki prilaku bermasalah yang mendominasi keseharian dan mempengaruhi adaptasinya dengan orang lain. Biasanya orang seperti ini sering membuat orang lain atau dirinya sendiri merasa terganggu dan tidak nyaman dengan perilakunya.

By: farid Ma'ruf

www.ahifaridz.blogspot.com

Hukum Jilbab Gaul

Bismillahirrahmanirrahim.

Alhamdulillah, washshalatu wassalamu 'ala Rasulillah, Waba'du.

Pendekatan kita dalam melihat fenomena jilbab gaul ini bisa dari dua sisi. Dari sisi pesimis dan dari sisi optimis.

Kalau kita melihat secara hitam putih hukum berpakaian sesuai dengan aturan syariah Islam, maka jilbab gaul ini memang sangat tidak memenuhi syarat. Sebab tujuan utama berbusana masih belum tercapai. Lekuk tubuh karena ketatnya busana masih terjadi. Apalagi bila penggunanya masih berkelakuan jauh dari nilai-nilai Islami seperti masih berduaan dengan laki-laki yang bukan mahram, atau masih bersentuhan kulit atau bergaul dengan cara yang tidak sesuai dengan syariat Islam umumnya. Kita akan memandang dengan sudut pesimistis.

Sebaliknya, tidak ada salahnya kalau kita juga memandang dari sudut optimis. Katakanlah dari pada sama sekali terbuka, jilbab gaul itu sudah lebih lumayan kan? Minimal sudah ada niat untuk berjilbab meski mungkin masih bisa disempurnakan lagi. Dan pada hakikatnya niat itu yang paling penting sebelum bertindak.

Barangkali ada sebagian kalangan yang melecehkan wanita yang pakai jilbab tapi masih belum memenuhi syarat. Menurut hemat kami, setiap orang pastilah membutuhkan proses untuk sampai kepada taraf sempurna. Termasuk dalam hal berpakaian Islami yang ideal. Sebab proses perubahan dari busana kantoran yang cenderung tampil seksi, terlihat betis, lekuk tubuh dan seronok menjadi pakai jilbab dan menutup aurat bukanlah hal yang terlalu mudah dilakukan oleh setiap orang.

Paling tidak, seseorang butuh niat kuat untuk itu. Padahal, yang namanya penampilan bagi seorang wanita adalah hal yang sangat mutlak pentingnya.

Maka tidak ada salahnya kita beri kesempatan kepada para wanita untuk melakukan proses perubahan secara perlahan namun pasti dalam urusan pakaiannya. Sampai pada titik dimana kesadaran itu datang dengan penuh dan jilbabnya sempurna, tertutup rapat, tidak membentuk lekuk tubuh, tidak tipis transparan, tidak menyerupai pakaian laki-laki dan tentu saja tidak mengundang syahwat dengan penampilan dan aroma mencolok. Dan yang penting, tidak melenggak lenggok seperti yang digambarkan oleh Rasulullah SAW tentang penghuni neraka.

Ketahuliah bahwa setiap kita butuh proses. Dan proses itu adalah sebuah pergerakan dari jahiliyah kepada Islam. Berbahagialah mereka yang terus berjalan bersama proses itu. Dan alangkah sedihnya melihat mereka yang berhenti di tengah jalan, mandek dan mogok dalam proses itu.

ku persembahkan buat ketiga saudariku dari WONOGIRI.
Farid Ma'ruf (PSDM)
www.ahifaridz.blogspot.com

Senin, 12 November 2007

Apa Yang Menghalangimu Untuk Berhijab Wahai ukhti

Hijab adalah pakaian wanita muslim yang menutup bagian kepala sampai dengan kaki (termasuk didalamnya jilbab/tudung dan pakaian yang longgar tidak memperlihatkan lekuk tubuh). Bagi orang awam, masalah hijab mungkin dianggap masalah sederhana. Padahal sesungguhnya, ia adalah masalah besar.

Karena ia adalah perintah Allah SWT yang tentu didalamnya mengandung hikmah yang banyak dan sangat besar. Ketika Allah SWT memerintahkan kita suatu perintah, Dia Maha Mengetahui bahwa perintah itu adalah untuk kebaikan kita dan salah satu sebab tercapainya kebahagiaan, kemuliaan dan keagungan wanita.

eperti firman Allah SWT: "Hai Nabi, katakan kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin untuk mengulurkan jilbabnya keseluruh tubuh mereka, yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak digangguÂ".(QS. Al Ahzab:59)

Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam pernah bersabda: "Akan ada di akhir umatku kaum lelaki yang menunggang pelana seperti layaknya kaum lelaki, mereka turun di depan pintu masjid, wanita-wanita mereka berpakaian (tetapi) telanjang, diatas kepala mereka (terdapat suatu) seperti punuk onta yg lemah gemulai. Laknatlah mereka! Sesunggunya mereka adalah wanita -wanita terlaknat."(Diriwayatkan oleh Imam Ahmad(2/33)

Sabda Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam juga pernah bersabda: "Dua kelompok termasuk penghuni Neraka, Aku (sendiri) belum pernah melihat mereka, yaitu seperti orang yg membawa cemeti seperti ekor sapi, dengannya mereka mencambuki manusia dan para wanita yg berpakaian (tetapi ) telanjang, bergoyang berlenggak lenggok, kepala mereka (ada suatu) seperti punuk unta yg bergoyang goyang. Mereka tentu tidak akan masuk Surga, bahkan tidak mendapat baunya. Dan sesungguhnya bau Surga itu tercium dari jarak perjalanan sekian dan sekian."(HR. Muslim, hadits no. 2128).

Dimasa kini banyak alasan atau sebab yang sering dijadikan alasan mengapa para wanita enggan untuk berhijab, diantaranya:

1. Belum mantap
Bila ukhti/saudari berdalih dengan syubhat ini hendaknya bisa membedakan antara dua hal. Yakni antara perintah Tuhan dengan perintah manusia. Selagi masih dalam perintah manusia, maka seseorang tidak bisa dipaksa untuk menerimanya. Tapi bila perintah itu dari Allah SWT tidak ada alasan bagi manusia untuk mengatakan saya belum mantap, karena bisa menyeret manusia pada bahaya besar yaitu keluar dari agama Allah SWT sebab dengan begitu ia tidak percaya dan meragukan kebenaran perintah tersebut.Allah SWT berfirman Allah: "Dan tidak patut bagi lelaki mukmin dan wanita mukminah, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan yang lain tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah SWT dan Rasul-Nya maka sesungguhnya dia telah sesat, sesat yang nyata." (QS. Al-Ahzab: 36)

2. Iman itu letaknya di hati bukan dalam penampilan luar
Para ukhti/saudari yang belum berhijab berusaha menafsirkan hadist, tetapi tidak sesuai dengan yang dimaksudkan, seperti sabda Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasalam: "Sesungguhnya Allah SWT tidak melihat pada bentuk-bentuk (lahiriah) dan harta kekayaanmu tapi Dia melihat pada hati dan amalmu sekalian."(HR. Muslim, Hadist no. 2564 dari Abu Hurairah).
Tampaknya mereka menggugurkan makna sebenarnya yang dibelokkan pada kebathilan. Memang benar Iman itu letaknya dihati tapi Iman itu tidak sempurna bila dalam hati saja. Iman dalam hati semata tidak cukup menyelamatkan diri dari Neraka dan mendapat Surga. Karena definisi Iman Menurut jumhur ulama Ahlus Sunnah wal Jama'ah: "keyakinan dalam hati, pengucapan dengan lisan, dan pelaksanaan dengan anggota badan". Dan juga tercantum dalam Al-Quran setiap kali disebut kata Iman, selalu disertai dengan amal, seperti: "Orang yg beriman dan beramal shalih....". Karena amal selalu beriringan dengan iman, keduanya tidak dapat dipisah-pisahkan.

3. Allah belum memberiku hidayah
Ukhti/saudari yang seperti ini terperosok dalam kekeliruan yang nyata. Karena bila orang yang menginginkan hidayah, serta menghendaki agar orang lain mendo'akan dirinya agar mendapatkannya, ia harus berusaha keras dengan sebab-sebab yang bisa mengantarkannya sehingga mendapatkan hidayah tersebut. Seperti firman Allah SWT: "Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.Â" (QS. Ar-Ra'd: 11).Karena itu wahai uhkti/saudari, berusahalah mendapatkan sebab-sebab hidayah, niscaya Anda mendapatkan hidayah tersebut dengan izin Allah SWT. Diatara usaha itu adalah berdo'a agar mendapat hidayah, memilih kawan yang shalihah, selalu membaca, mempelajari dan merenungkan Kitab Allah, mengikuti majelis dzikir dan ceramah agama dan lainnya.

4.Takut tidak laku nikah
Syubhat ini dibisikkan oleh setan dalam jiwa karena perasaan bahwa para pemuda tidak akan mau memutuskan untuk menikah kecuali jika dia telah melihat badan, rambut, kulit, kecantikan dan perhiasan sang gadis. Meskipun kecantikan merupakan salah satu sebab paling pokok dalam pernikahan, tetapi ia bukan satu-satunya sebab dinikahinya wanita. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: "Wanita itu dinikahi karena empat hal; yaitu karena harta, keturunan, kecantikan dan agamanya. Dapatkanlah wanita yg berpegang teguh dengan agama,(jika tidak) niscaya kedua tanganmu berlumur debu". (HR. Al Bukhari, kitaabun nikah,9/115).

5. Ia masih belum Dewasa
Sesungguhnya para wali, baik ayah atau ibu yang mencegah anak puterinya berhijab, dengan dalih karena masih belum dewasa, mereka mempunyai tanggung jawab yang besar dihadapan Allah SWT pada hari Kiamat. Karena menurut syariat ketika seorang gadis mendapatkan Haidh, seketika itu pula ia wajib untuk berhijab.

6. Orang tuaku dan suamiku melarang berhijab
Dasar permasalahan ini adalah bahwa ketaatan kepada Allah SWT harus didahulukan daripada keta’atan kepada mahluk siapa pun dia. Seperti dalam hadits shahih disebutkan:
"sesungguhnya ketaatan itu hanya dalam kebaikan."(HR. Al Bukhari dan Muslim). Dan sabda Rasul dalam hadist lainnya: "Dan tidak boleh ta'at kepada mahluk dengan mendurhakai (bermaksiat) kepada Al-Khaliq." (HR. Imam Ahmad, hadits ini shahih).
Maka dari itu wahai ukhti yang belum berhijab, semoga tulisan ini mejadi pembuka hati yang terkunci, menggetarkan perasaan yg tertidur, sehingga bisa mengembalikan segenap akhwat yang belum menta’ati perintah berhijab, kepada fitrah yang telah diperintahkan Allah SWT. (Dikutip dari buku terjemahan yg berjudul asli Ila Ukhti Ghairil Muhajjabah Mal Maani'u Minal Hijab? oleh Syaikh Abdul Hamid Al Bilaly).