Degradasi sering di kaitkan dengan menurunnya semangat juang, pudarnya militansi, mengendornya solidaritas, merosotnya kepercayaan pada lembaga dan juga pada ke sikqohan seseorang terhadap masul yang memimpinnya.
Ini adalah fenomena yang sering melanda aktifis dakwan, yang sering nampak pada keseharian, yang tampak dalam tingkah laku dan juga kerja dalam dakwah. Walaupun tarbiyah berjalan dengan bauk namun masih saja ada permasalahan ini, penyebap utama permasalahan ini adalah melemahnya ruhiyah seorang kader, sebagai mana firman Allah swt.
Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat kami), maka kami siksa mereka sesuai dengan apa yang mereka kerjakan. (Al-A’raf: 96)
Setiap fenomena kejadian adalah rentetan dari sebuah kejadian yang sangat jelas. Lebih lanjut akan memberi warna dan pengaruh yang berbeda-beda. Namun demukian dalam melahirkan fenomena dan peroses suatu kejadian. semua penyebab itu saling terikat dan mendukung.
Kemandekan sebuah organisasi di sebabkan oleh menurunnya dan lemahnya ruhiyah. karena ruhiyah adalah penyemangat dan ruhnya jihad yang tidak akan berhenti dan tidak akan pernah padam semangat juang seseorang yang memiliki ruhiyah yang baik. Kekeringan ruhiyah menjadikan lemah dalam berdakwah karena sumber energi dakwah ada dari ruhiyah yang baik..
Begitu juga jika seorang aktifis dakwah miskin motifasi maka memudahkan-nya terkena penyakit ini karena kita membutuhkan semangat dan motifasi dari luar, yang senantiasa memberikan tambahan energi semangat dalam dirikita. Di antara tabiat dakwah Islam adalah, mengangkat prestasi dan derajat keimanan seseorang muslim terkait dengan derajat di akhirat kelak tinggi rendahnya dan perestasi seorang muslim akan terwujud lewat kadar pengabdian dan pengorbanan terhadap dakwah ini. Demikian pula dengan orang-orang yang berlambat-lambat dalam tugasnya, maka ia akan memperoleh predikat keislaman yang sesuai, tinggi rendahnya derajat ini sesuai dengan ketentuan Allah yang terbentuk lewat foktor-faktor penyebab yang ada.
Ada beberapa faktor yang dapat kita simpulkan penyebab degradasi:
1. Kurangnya tsiqah terhadap manhaj dakwah.
Faktor ini datang ketika seorang aktifis kurang memiliki peta yang jelas dalam menjawab sejumlah keritik yang datang dari orang lain. Bisa jadi berawal dari diskusi antara tabiat robbaniyah atau orisinalitas dakwah dan upaya menambah-nambah ajaran agama (bid’ah) yang di sesuaikan dengan kesukaan hawa nafsu manusia. Jika kelemahan tersebut terjadi dalam manhaj dakwah/harakoh, maka yang timbul adalah sikap ragu-ragu antara dua perinsip manhaj yang patut di laksanakan, atau paling tidak mereka kurang puas dengan salahsatunya. Kemudian hal ini akan menjadikan berpalingnya seorang aktifis dari rencana dan jalannya.
2. Kurang tsiqah terhadap qiyadah
Ini adalah sebuah permasalahan yang sering terjadi di kalangan aktifis dakwah, di perlukan sikap yang ekstra hati-hati untuk menangani permasalahan ini. Di perlukan pengarahan oleh para murobbi (pembina) dan para muwajih (pemberi arahan) di setiap saat. Sebab tingkat pengabdian seseorang akan sesuai dengan kadar tsiqah yang di milikinya secara timbal balik, maka dari itu setiap kader tsiqah bertambah, akan bertambah pula tingkat pengabdian seseorang, demikian pula sebaliknya. Hal inilah yang menjadi rukun dalam perjalannya sebuah organisasi, untuk tetap bergerak.\
3. Input dan otput tidak seimbang
Sesungguhnya kuntinyu dalam organisasi dapat membuat seorang aktifis bosan. dapat mendominasi hati menjadi gelisah dan jenuh, dan akhirnya timbul sikap tidak peduli yang akan menghalangi seseorang untuk bekerja. Maka dari itu di butuhkan keseimbangan dalam beberapa sisi, yang dapat memenuhi segala kebutuhan.
Terkadang seorang keder terlalu di sibukkan dengan program-program kerja, kesibukan-kesibukan tersebut tanpa di imbangi dengan suplaimen ruhiyah. maka degradasi bahkan seorang aktifis bisa berguguran di jalan dakwah ini. Apalagi di hadapkan dengan lingkungan kampus yang sedemikian keras yang penuh dengan peperangan idiologi pemikiran yang ada di kampus PTAI. Maka dari itu aktifis dakwah PTAI membutuhkan suplaimen khusus yang lebih di bandingkan dengan aktifis di luar/kampus umum.
Banyak kader dakwah kampus yang berguguran di jalan dakwah karena kurangnya keseimbangan, terkadang unsur pertarungan dalam medan dakwah menambah semangat, namun jika pertarungan terjadi terus menerus tanpa berhenti akan menjadikan aktifis jenuh, dalam kondisi seperti ini di butuhkan peristirahatan. Peristirahatan untuk kembali menyiapkan setraregi, menyiapkan kembali kekuatan dengan segala daya upaya yang ada.