Selasa, 25 Desember 2007

KETEGUHAN DAN KONSISTEN DALAM DAKWAH

.....dan supaya mereka mengetahui bahwasanya Dia adalah Tuhan Yang Maha Esa dan agar orang-orang yang berakal mengambil pelajaran. (Ibrahim:52)

Banyak orang menyangka bahwa semut binatang kecil yang rakus, hannya saja semut sangat aktif mengumpulkan makanan jauh lebih banyak dari panjang usia yang di jalaninya.

Konon bila ada semut yang berjalan berputar-putar, maka artinya ia sedang bertugas mencari bahan makanan bagi koloninya. Bila menemukan makanan yang ia tudak bisa mambawanya sendiri, ia akan berputar-puter sejenak, untuk mengukur berapa jumlah pasukan yang akan di bawa untuk mengangkutnya. Pulang kesarang ia berjalan lurus dengan melepaskan asam semut melalui ekornya yang akan menjadi garis navigasi bagi pekerja yanga akan mengangkut bahan makanan dengan di siplin.

Coba-cobalah meletakkan kue/coklat di tepi garis navigasi mereka tidak akan tergoda. Demikian akurat semut menggunakan intuisinya yang mengajarkan manusia kapan musim hujan dan kemarau akan datang, demikian pula disiplin mereka. Mereka tidak bersuara tetepi bekerja, mereka menimbun logistik untuk musim yang lebih panjang dari usia mereka. Tetapi untuk kepentingan kaum dan bangsanya.

Jangan coba-coba menabur kue/coklat di dekat garis navigasi. Karna semut tidak akan terangsang oleh perofokasi dan jebakan. Tujuan dan sasaran mereka jelas. Amal jama’i mereka kompak. Di seplin mereka tinggi. Entah dari mana datangnya seekor semit sebagai eksekutor siap mengintai dan siap mengeksekusi bagi pasukan yang keluar terangsang dan keluar dari garis navigasi.[1]

Semut mengajarkan kepada kita bagaimana harus bekerja, bagai mana kita menjadi navigator (pemimpin/penunjuk arah). melakukan daya upaya untuk koloni memberi arahan yang jelas untuk koloni. Selalu berpikir jauh kedepan terhadap tanggung jawap yang di emban. Mendaya gunakan upayakan untuk membawa berat yang melebihi bebannya/besar tubuhnya, ia mengajarkan pada kita tentang, tantangan untuk mempelajari sejauh mana kemampuan kita untuk mengangkat beban-beban yang di emban.

Ia juga yang mengajarkan tantang ketsiqohan (kepercayaan) terhadap nafigator (pemimpin/penunjuk arah) yang harus ita jadikan. Amal jama’i mereka bagus dan disiplin mereka tinggi. untuk menyelesaikan kerja mencari pasokan logistik yang di amanahkan pada kita dan kita harus bekerja sendiri di garis terdepan. Ketika ada beban dakwah yang kita emban maka kita harus menyekesaikannya dengan bersama-sama. kita harus pandai mengukur seberapa berat amanah yang di bebankan pada kita.

Ketika menjadi pemimpin kita pun di tuntut untuk harus mengetahui apa sebenarnya yang di butuhkan oleh yang kta pimpin, selalu memberi perhatikan, memikirkan untuk kemaslahtannya agar tetap istiqomah di jalan dakwah yang penuh onak dan duri.

Bila permasalahan datang yang kita sendiri tidak bisa menyelesaikannya tidak usah kita paksakan karna itu akan mempersulit kita dan menghambat laju kereta dakwah. Kita harus berusaha menyelesaikan dengan bersama, saudara-saudara yang lain walaupun dengan yunior kita yang jaui di bawah kita, karena itu sebagai sebuah pembelajaran yang harus kuta berikan pada yunior kita.

Para pasukan semut siap menyerbu kue/coklat yang di luar garis avigasi ketika tugas mereka sudah selesai namun mereka tetap satu komando satu tujuan. Mereka tetap bekerja dengan rapi. Bagai mana kita harus fokus dalam kerja dakwah tidak terpancing dengan kesibukan-kesibukan di wajiah-wajihah yang dapat menguras energi dan juga melamahkan di satu sisi.

[1] Di kutip dari pilar-pilar asasi karya Rahmat Abdullah